Jakarta - Pemerintah diminta untuk menurunkan harga BBM jenis Premium di tengah tren melemahnya harga minyak dunia. Saat ini pemerintah terus mempertahankan harga jual Premium di level Rp 7.300 per liter.
Anggota Komisi VII DPR RI Ramson Siagian, mengatakan dengan perhitungan saat ini harga minyak dunia berkisar di USD 38 per barel maka harga premium bisa diturunkan menjadi Rp 6.500 per liter.
"Sekarang kan harga minyak dunia di USD 38 per barel, jadi ekuivalen Rp 3.250 per liter kalau mau menaikkan 100 persen komposisi dari biaya tangker biaya angkut biaya distribusi biaya pengolahan keuntungan SPBU, pajak dan keuntungan pertamina kalau dikali 100 persen dan total hanya Rp 6.500 per liter, saya usulkan turunkan harga Premium," ujarnya saat acara 'dalam Diskusi Energi Kita yang digelar merdeka.com, RRI, IJTI, IKN, DML dan Sewatama di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (13/12).
Menurut dia, seharusnya pemerintah dapat lebih jeli dalam mengevaluasi harga jual BBM, apalagi kalau memang sudah seharusnya diturunkan.
"Karena peraturan menteri dalam 3 bulan bisa terjadi perubahan harga kalau memang turun waktunya turun supaya rakyat bisa merasakan," jelas dia.
Selanjutnya jika dalam mengevaluasi harga jual BBM terdapat kelebihan keuntungan langsung diberitahukan kepada rakyat, agar mereka melihat kinerja pemerintah lebih transparan dan konsisten.
"Dan kalau ada kelebihan diberitahukan kepada rakyat bahwa pemerintah memerlukan bantuan dari rakyat, dengan harga tetap Rp 7.400 maka sekian Rupiah akan disimpan pemerintah. Jadi rakyat tahu berbuat jangan dibuat informasi tidak tepat kalau tidak subsidi," ungkapnya.
0 comments:
POST A COMMENT