Sebelum masuk ke tempat pelantikan, Ahok menyempatkan berhenti
sejenak dan terlihat berbicara dengan Kepala Badan Kepegawaian Daerah
(BKD) DKI Agus Suardika.
Sekitar beberapa menit Ahok berbincang, dia langung masuk ke tempat prosesi mengambil sumpah jabatan dan mengambil mikrofon.
Ahok meminta para Pegawai Negeri Sipil yang mengenakan pakaian dinas upacara (PDU) berwarna putih-putih, mereka dari unsur kelurahan dan kecamatan untuk keluar dan membatalkan pelantikan untuk mereka.
"Mohon maaf lurah-camat batal, nanti kami atur lagi (pelantikannya) karena saya nggak pernah diskusikan ada pergeseran lurah dan camat. Saya tidak pernah memerintahkan geser lurah dan camat," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (27/11/2015).
"Saya tidak suka ini. Setiap pelantikan, pasti wakil lurah dan camat muncul. Tiap kali begitu, nggak bisa ini. Maaf aja ini, saya bukan orang yang malu-malu, mohon maaf," sambung Ahok dengan nada tinggi.
Mendengar intruksi Ahokm para pejabat yang berada di barisan eselon IV dan berseragam putih-putih melangkah keluar dari tempat prosesi pengambilan sumpah.
Hal ini membuat bingung para pejabat di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta termasuk hadirin yang hadir.
Setelah mereka pada keluar, Ahok lantas mengabsen pejabat yang ingin dilantik untuk mengambil sumpah. Menurut mantan Bupati Belitung Timur ini mengaku, selalu kecolongan ada pejabat yang tanpa pengawasannya namun dilantik.
"Saya mau kontrol sampai ke eselon IV, nggak boleh satu nama pun lepas dari saya, semua nama harus masuk ke meja saya dulu. Sekarang kami justru sedang menyeleksi lurah dan camat untuk pelantikan kembali Januari," jelas Ahok.
Mantan politisi Partai Golkar dan Gerindra ini menegaskan, untuk pelantikan kali ini ia tidak mau melantik Lurah dan Camat.
"Lurah camat nggak usah digeser dulu. Buat yang mau jadi Sekretaris Kecamatan, Wakil Camat sebelumnya jadi lurah ya tetap lurah, jangan geser dulu. Mohon maaf Bapak Ibu, Anda tetap di posisi semula dahulu," jelasnya.
Sambil melihat ke arah Agus, Ahok mengharapkan kejadian seperti ini tidak terulang. Nantinya apabila ada pejabat eselon II-IV yang akan diganti harus atas sepengetahuannya.
"Jangan sekali-sekali Anda pasang orang sebelum, nama-namanya masuk ke meja saya. Karena saya merasa sering kecolongan terus kalau pelantikan," tegasnya.
Sekitar beberapa menit Ahok berbincang, dia langung masuk ke tempat prosesi mengambil sumpah jabatan dan mengambil mikrofon.
Ahok meminta para Pegawai Negeri Sipil yang mengenakan pakaian dinas upacara (PDU) berwarna putih-putih, mereka dari unsur kelurahan dan kecamatan untuk keluar dan membatalkan pelantikan untuk mereka.
"Mohon maaf lurah-camat batal, nanti kami atur lagi (pelantikannya) karena saya nggak pernah diskusikan ada pergeseran lurah dan camat. Saya tidak pernah memerintahkan geser lurah dan camat," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (27/11/2015).
"Saya tidak suka ini. Setiap pelantikan, pasti wakil lurah dan camat muncul. Tiap kali begitu, nggak bisa ini. Maaf aja ini, saya bukan orang yang malu-malu, mohon maaf," sambung Ahok dengan nada tinggi.
Mendengar intruksi Ahokm para pejabat yang berada di barisan eselon IV dan berseragam putih-putih melangkah keluar dari tempat prosesi pengambilan sumpah.
Hal ini membuat bingung para pejabat di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta termasuk hadirin yang hadir.
Setelah mereka pada keluar, Ahok lantas mengabsen pejabat yang ingin dilantik untuk mengambil sumpah. Menurut mantan Bupati Belitung Timur ini mengaku, selalu kecolongan ada pejabat yang tanpa pengawasannya namun dilantik.
"Saya mau kontrol sampai ke eselon IV, nggak boleh satu nama pun lepas dari saya, semua nama harus masuk ke meja saya dulu. Sekarang kami justru sedang menyeleksi lurah dan camat untuk pelantikan kembali Januari," jelas Ahok.
Mantan politisi Partai Golkar dan Gerindra ini menegaskan, untuk pelantikan kali ini ia tidak mau melantik Lurah dan Camat.
"Lurah camat nggak usah digeser dulu. Buat yang mau jadi Sekretaris Kecamatan, Wakil Camat sebelumnya jadi lurah ya tetap lurah, jangan geser dulu. Mohon maaf Bapak Ibu, Anda tetap di posisi semula dahulu," jelasnya.
Sambil melihat ke arah Agus, Ahok mengharapkan kejadian seperti ini tidak terulang. Nantinya apabila ada pejabat eselon II-IV yang akan diganti harus atas sepengetahuannya.
"Jangan sekali-sekali Anda pasang orang sebelum, nama-namanya masuk ke meja saya. Karena saya merasa sering kecolongan terus kalau pelantikan," tegasnya.
0 comments:
POST A COMMENT