Foto - Gula Aren
Produksi gula semut atau gula yang dicetak halus dari aren yang
dikembangkan perajin Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mampu menembus
pasar dunia. Gula semut dieskpor ke sejumlah negara di benua Amerika dan
Eropa.
JAKARTA - Produksi gula semut atau gula yang dicetak halus dari aren
yang dikembangkan perajin Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mampu menembus
pasar dunia. Gula semut dieskpor ke sejumlah negara di benua Amerika dan Eropa.
"Kami memberikan apresiasi terhadap perajin
gula semut Lebak, hingga menembus pasar dunia," kata Kepala Dinas
Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Lebak, Kosim Ansori di Lebak, Minggu
(24/01/2016).
Selama ini, perajin gula semut di Kabupaten Lebak
tumbuh dan berkembang karena didukung bahan baku perkebunan aren melimpah.
Hampir semua kecamatan terdapat perkebunan
budidaya tanaman aren, sehingga bisa menyumbangkan pendapatan ekonomi
masyarakat di daerah itu.
Produksi gula semut Lebak sudah memiliki
sertifikat makanan organik internasional sehingga dapat menembus pasar dunia
itu.
Kelebihan gula semut Lebak, selain organik yang
menyehatkan juga cocok dijadikan pemanis berbagai jenis bahan makanan dan
minuman.
Disamping itu juga rasanya manis, beraroma, dan
bertahan lama.
"Saya kira kualitas gula semut Lebak cukup
bagus karena pengelolaannya secara tradisional," katanya.
Ia mengatakan bahwa perajin memasok gula semut
keluar negeri melalui perusahaan eksportir Jakarta juga Semarang.
Produk gula yang bahan bakunya pohon nira itu
terbagi dua jenis, yakni gula aren cetak dan gula semut yang dicetak halus.
Selama ini, kata dia, gula aren menjadi andalan
ekonomi masyarakat pedesaan di Kabupaten Lebak.
Permintaan pasar dunia meliputi tujuh negara,
antara lain Singapura, Malaysia, Brunei, Tiongkok, Jerman, Belanda, dan Amerika
Serikat.
Biasanya, gula semut Lebak dijadikan bahan roti,
minuman, dan aneka kuliner lainnya.
Diperkirakan produksi gula semut diekspor ke
pasar mancanegara mencapai 50-70 ton per bulan.
"Kami terus membina pelaku-pelaku usaha gula
aren karena menjadi komoditas unggulan Lebak dan berdampak terhadap peningkatan
ekonomi masyarakat," katanya.
Ia menjelaskan selama ini konsumen tujuh negara
di dunia itu menyukai gula aren semut dan cetak.
Selain itu, katanya, produksi gula semut di Tanah
Air juga dipasok ke hotel-hotel berbintang di Jakarta, Bandung, Tangerang, dan
Bogor.
Produksi gula aren di Lebak berkembang di
Kecamatan Sobang, Panggarangan, Cibeber, Cijaku, Cigemblong, Cilograng,
Muncang, dan Lebak Gedong, sebab di wilayah itu cukup banyak perajin gula
karena terdapat perkebunan aren.
Perkebunan aren tumbuh di dataran tinggi, seperti
perbukitan dan pegunungan.
"Kami juga setiap tahun terus meningkatkan
mutu gula aren semut agar bisa merebut pasar domestik dan mancanegara,"
katanya.
Anwar (55), seorang perajin warga Kecamatan
Sobang, Kabupaten Lebak, mengaku dirinya pernah mengikuti pameran produk gula
aren Lebak di Belanda melalui sponsor perusahaan eksportir dari Jakarta.
"Kami merasa bangga komoditas lokal bisa
mengikuti pameran di negeri Kincir Angin itu," katanya.
Selama tiga tahun terakhir gula semut produksi
Kabupaten Lebak diekspor ke Belanda.
Pihaknya juga menampung produk dari enam kelompok
pembuat gula semut binaannya di Kecamatan Sobang, Cigemblong, dan Panggarangan.
"Kami bisa memasok gula aren ke perusahaan
eksportir di Jakarta sebanyak 19 ton. Perusahaan itu kemudian mengekspornya ke
Belanda," katanya.
0 comments:
POST A COMMENT