Jakarta - Hari ini, Senin (11/1), Budi Anduk
menghembuskan nafas terakhirnya di RS Dharmais karena penyakit kanker
stadium empat yang menyerangnya. Sang kakak, Jaeni Sukandar pun
bercerita mengenai detail kepergian adiknya ketika ditemui di rumahnya,
kawasan Jatiwaringin, Bekasi, Senin (11/1) malam.
Menurut Jaeni, meski sudah divonis sakit, Budi sangat susah untuk
diminta periksa ke dokter. Alasannya, pria bernama asli Budi Prihatin
itu takut dengan dokter dan lebih percaya dengan pengobatan alternatif.
"Memang (Budi) sakitnya sudah lama. Cuma memang almarhum ini orangnya
keras, dia lebih percaya untuk berobat alternatif. Sama dokter dan rumah
sakit itu dia paling takut. Sakitnya sudah tahunan, kita sudah kasih
saran untuk cek up. Cuma ya akhirnya begini," kenang Jaeni.
Saking takutnya, Budi bahkan sempat mengancam akan memukul dokter yang
merawatnya. "Nggak mau (ke dokter). Ya itu tadi kalau denger namanya
rumah sakit dan dokter dia paling takut. Pernah mau diambil darahnya
aja, entah apakah dia bandel dia sampai bilang ke dokternya, 'Awas kalo
ngambil darah gue, gue tampol'," sambungnya.
Tak cuma dokter, pria yang meninggal di usia 47 tahun itu juga sempat
mengajak Jaeni berkelahi. Alasannya sama, sang almarhum sama sekali tak
mau dibawa periksa ke RS meski kondisinya sudah kritis.
"Hari Sabtu (masuk RS). Sudah kita paksa, sama saya nggak mempan. Dia
cuma biang, 'Oke coy, oke coy, santai aja'. Saya coba minta tolong sama
Mas Parto dan temen-temen manajemennya. Jam 12 siang ke atas sempet ke
sini bawa ambulan. Dia (Budi) malah bilang, 'Awas lo ya kalau bawa ke RS
kita berantem aja'. Itu kondisinya sudah ngedrop, dan sambil tiduran,
matanya merem," pungkasn Jaeni.
0 comments:
POST A COMMENT