Gibran Rakabuming Raka
Gibran Rakabuming Raka
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ryokusumo/surat-terbuka-untuk-gibran-rakabuming_5687def8b37e61430964b9e2
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ryokusumo/surat-terbuka-untuk-gibran-rakabuming_5687def8b37e61430964b9e2
Gibran Rakabuming Raka
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ryokusumo/surat-terbuka-untuk-gibran-rakabuming_5687def8b37e61430964b9e2
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ryokusumo/surat-terbuka-untuk-gibran-rakabuming_5687def8b37e61430964b9e2
Dear Gibran >>
Surat saya
ini sekaligus mewakili hati dan perasaan para haters di dunia maya kepada anda,
Gibran Rakabuming Raka atas sikap anda sebagai anak penguasa negeri Indonesia
Raya tercinta, anak seorang pemimpin bangsa yang teramat besar dan kaya ini.
Mumpung 2016 masih berjalan dua hari, semoga surat ini mengingatkan anda.
Surat ini
adalah surat yang mewakili kekecewaan para pengusaha katering, para pengusaha
martabak, para pengusaha kafe yang merasa tersaingi oleh anda. Anda kan anak
Presiden, seharusnya anda lebih cocok ada di deretan pemegang saham BUMN,
deretan pemegang saham Indofood, Astra, berkolaborasi dengan pengusaha
Singapura, atau tentunya duduk bersama dengan para Emir Kerajaan Arab untuk
membahas proyek Petrochemical di Indonesia, dengan saham terbesar adalah trah
keluarga anda.
Anda
seharusnya ada di Dubai atau London, membahas bagaimana caranya agar Indonesia
bisa membeli minyak dengan harga murah dan dijual kembali dengan harga selangit
kepada rakyat. Anda dan istri seharusnya sedang duduk hepi-hepi dengan Mister
Riza Chalid disana, ketawa-ketiwi, nge-wine, yang ujung-ujungnya membuat
perusahaan tandingan Petral (Petral jilid II).
Ngapain coba
anda mikirin kombinasi rasa untuk martabak, Marshmallow? Nutella? atau
Chocochips? Ah enggak level, kami kecewa!.
Saya kecewa
karena anda ternyata tidak tertarik politik, ini kesalahan terbesar anda
sebagai anak Presiden. Bayangkan, untuk menjadi politikus, seorang harus susah
payah bayar sana bayar sini, lobi sana, lobi sini sampai bunuh diri. Lha anda
yang mendapat previlej itu malah enggak mau.
Apa karena
bapak anda bukan pendiri partai? ah tak jadi soal, si ibu ketua partai
sepertinya mudah saja dilobi, apalagi pamornya naik karena bapak anda. Apa
susahnya buat anda?. Moncong putih harus dikembalikan kejayaannya, ibu ketua
partai sudah terlalu "sepuh", butuh kaum muda bermental baja seperti
anda. Tapi..ah..
Terus terang
kami dan kawan-kawan anda yang lain kecewa puool, karena kami sudah
membayangkan beragam proyek yang bisa anda berikan kepada kami. Andaikan saja
anda bisa membagi satu persen RAPBN 2016 dari sektor pariwisata dan ekonomi
kreatif yang sebesar 7.9 Trilyun, maka dengan keuntungan 30% saja, anda dan
kami bisa menikmati keuntungan 23,7 milyar rupiah tanpa harus menguras tenaga.
Not bad untuk awal. Dan tak mungkin kan kita hanya ambil untuk 30%, kalau bisa
100%.
Belum lagi
dari sektor lainnya, prediksi kasar 300 milyar keuntungan bisa kita peroleh.
Tapi sekarang bubar, masak kami mau proyek katering. Nggak lah yau..
Surat ini
tentunya juga mewakili kekecewaan para jomblowan warga Solo. Bagaimana tidak,
anda telah merengut harapan jomblowan se-seantero Solo untuk memiliki resolusi
"2016: Aku tidak akan jomblo lagi, Selvi tunggulah mas mu!".
Sekarang
resolusi itu harus mereka kubur dalam-dalam dengan air mata, dan menderita
kembali karena status tanpa harapan. Wahai para jomblowan Solo, menangislah
sebelum menangis itu dilarang.
Apa sih
sulitnya anak presiden seperti anda mendapatkan gadis secantik Mariana Renata
atau Nabila Syakieb, semanis Dian Sastro, seseksi Bebie Julius atau bahkan
se-hot Nikita Mirzani. Ohya, banyak juga anak-anak pejabat lain yang siap anda
pinang sebagai konsolidasi politik bapak anda. Sah? tentu saja sah, apa yang
tidak sah dinegeri ini kalau yang berbicara kekuasaan dan uang?
Tapi anda
malah memilih gadis sederhana yang rumahnya saja harus di permak total untuk
siraman dan midodareni. Dan kami tambah kecewa karena bapak anda justru bangga
dengan kesederhanaan itu, kami kecewa.
Pesan kami
untuk anda di 2016, ambil kursus '12 Jam Teknik Kumon: Bagaimana Menjadi Anak
Presiden'. Banyak guru yang siap mengajari. Ada mas Bambang, belajarlah
bagaimana mengelola saham, proyek dan beristri yang cantik jelita glamour. Dia
adalah kombinasi sempurna, ada mas Tomy dan juga ada mas Ibas, belajarlah
bagaimana menjadi politikus dan teknik lobi. 2016, jadilah anak Presiden
sebenarnya, contohlah mereka-mereka itu yang mulai membangun trah, membangun
dinasti kelas kakap di negeri ini. Kami siap mendukung mu, kami ingin
cipratanmu. Bukan cuma ketusanmu di media.
Salam
haters, [Karena haters juga butuh asupan 'GIZI']
Ryo Kusumo
/ryokusumo
TERVERIFIKASI (HIJAU)
Membaca, menulis.. ...udah gitu aja
Selengkapnya...
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ryokusumo/surat-terbuka-untuk-gibran-rakabuming_5687def8b37e61430964b9e2
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ryokusumo/surat-terbuka-untuk-gibran-rakabuming_5687def8b37e61430964b9e2
* Tulisan
teinspirasi dari "Gibran Rakabuming seharusnya belajar dari Ibas Yudhoyono
dan Tommy
Soeharto,
dimuat di www.mojok.co*
rakabuming_5687def8b37e61430964b9e2
0 comments:
POST A COMMENT