Ilustrasi KPK.
Jakarta - Setelah sempat tertunda-tunda oleh Komisi III DPR RI dalam memilih pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan melakukan uji kelayakan dan kepatutan terhadap 8 calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK), akhirnya pada Kamis (17/12), Komisi III memilih 5 nama pimpinan
KPK. Namun atas terpilihnya 5 nama tersebut dengan melalui voting,
Indonesian Corruption Watch (ICW) merasa kecewa.
Hal tersebut dikatakan oleh Wakil Koordinator ICW Ade Irawan. Karena menurutnya masih banyak opsi pilihan yang lebih layak dan pantas untuk memimpin KPK.
"Pertama tentu hasilnya cukup mengecewakan dari apa yang sudah dipilih teman-teman di DPR. Sebenarnya DPR punya beberapa opsi yang lebih bagus dan baik (pimpinan KPK)," ujar Ade saat dihubungi, Sabtu (19/12).
Sepertinya, kata Ade, para anggota Komisi III tidak berusaha menjawab aspek kepentingan publik terkait KPK dengan memberantas korupsi. Para anggota, lanjutnya, hanya menjawab permasalahan yang terjadi di DPR saja.
"Kalau dilihat dari track record wawancara di pansel maupun wawancara di DPR sendiri tidak terlalu meyakinkan, termasuk kalau dilihat dari statement mereka tentu merugikan KPK dalam pemberantasan korupsi," katanya.
"Misal soal akan mendorong revisi undang-undang KPK, dipaksakan akan melemahkan atau menghentikan kasus-kasus lama. ini justru kontra produktif untuk pemberantasan korupsi. DPR sepertinya berusaha menjawab permasalahan mereka bukan berusaha menjawab pemberantasan korupsi, karena come back DPR akan berhadapan KPK.
Kalau dilihat kasus-kasus yang sering banyak muncul melibatkan banyak politisi. Kalau dilihat dari semangat sekarang lebih banyak semangat pelemahan. Kami harap pimpinan KPK sekarang lebih fight untuk kepentingan eksistensi KPK dengan mempertahankan dengan segala wewenang yang ada justru kita dorong mereka untuk menjaga KPK bukan melemahkan KPK," tegasnya.
Namun Ade tidak ingin menduga-duga atas terpilihnya 5 orang tersebut merupakan pelemahan bagi KPK dengan melakukan revisi undang-undang KPK. Saat ini terpenting adalah mengawal kinerja mereka.
"Saya enggak mau berandai-andai dulu, emang salah satu kekecewaan kami komisioner terpilih emang menyatakan ingin merevisi undang-undang KPK. Dalam konteks sekarang lebih banyak konteks pelemahan bukan penguatan. Mudah-mudahan setelah mereka masuk di dalam melihat yang berbeda dan kita publik kawal mereka," katanya.
Atas itu semua dengan akan direvisi undang-undang dan sebagainya, Ade mengatakan masyarakat sangat besar menaruh harapan bagi pimpinan KPK ini. Diharapkan KPK nanti bisa bisa menjawab kekhawatiran publik selama ini.
"Kami berharap komisioner terpilih ini bisa menjawab kekhawatiran publik termasuk kami. Dengan cari mereka buktikan kebijakan atau langka mereka lakukan baik bagi KPK dan pemberantasan korupsi itu sendiri," pungkasnya.
Hal tersebut dikatakan oleh Wakil Koordinator ICW Ade Irawan. Karena menurutnya masih banyak opsi pilihan yang lebih layak dan pantas untuk memimpin KPK.
"Pertama tentu hasilnya cukup mengecewakan dari apa yang sudah dipilih teman-teman di DPR. Sebenarnya DPR punya beberapa opsi yang lebih bagus dan baik (pimpinan KPK)," ujar Ade saat dihubungi, Sabtu (19/12).
Sepertinya, kata Ade, para anggota Komisi III tidak berusaha menjawab aspek kepentingan publik terkait KPK dengan memberantas korupsi. Para anggota, lanjutnya, hanya menjawab permasalahan yang terjadi di DPR saja.
"Kalau dilihat dari track record wawancara di pansel maupun wawancara di DPR sendiri tidak terlalu meyakinkan, termasuk kalau dilihat dari statement mereka tentu merugikan KPK dalam pemberantasan korupsi," katanya.
"Misal soal akan mendorong revisi undang-undang KPK, dipaksakan akan melemahkan atau menghentikan kasus-kasus lama. ini justru kontra produktif untuk pemberantasan korupsi. DPR sepertinya berusaha menjawab permasalahan mereka bukan berusaha menjawab pemberantasan korupsi, karena come back DPR akan berhadapan KPK.
Kalau dilihat kasus-kasus yang sering banyak muncul melibatkan banyak politisi. Kalau dilihat dari semangat sekarang lebih banyak semangat pelemahan. Kami harap pimpinan KPK sekarang lebih fight untuk kepentingan eksistensi KPK dengan mempertahankan dengan segala wewenang yang ada justru kita dorong mereka untuk menjaga KPK bukan melemahkan KPK," tegasnya.
Namun Ade tidak ingin menduga-duga atas terpilihnya 5 orang tersebut merupakan pelemahan bagi KPK dengan melakukan revisi undang-undang KPK. Saat ini terpenting adalah mengawal kinerja mereka.
"Saya enggak mau berandai-andai dulu, emang salah satu kekecewaan kami komisioner terpilih emang menyatakan ingin merevisi undang-undang KPK. Dalam konteks sekarang lebih banyak konteks pelemahan bukan penguatan. Mudah-mudahan setelah mereka masuk di dalam melihat yang berbeda dan kita publik kawal mereka," katanya.
Atas itu semua dengan akan direvisi undang-undang dan sebagainya, Ade mengatakan masyarakat sangat besar menaruh harapan bagi pimpinan KPK ini. Diharapkan KPK nanti bisa bisa menjawab kekhawatiran publik selama ini.
"Kami berharap komisioner terpilih ini bisa menjawab kekhawatiran publik termasuk kami. Dengan cari mereka buktikan kebijakan atau langka mereka lakukan baik bagi KPK dan pemberantasan korupsi itu sendiri," pungkasnya.
0 comments:
POST A COMMENT