Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro.
Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang
Brodjonegoro, mengusulkan perlunya Hari Bea Cukai Nasional bagi Indonesia.
Pasalnya selama puluhan tahun Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) berdiri,
Kemenkeu hanya memperingati Hari Pabeanan Internasional di bawah bendera
Organisasi Kepabeanan Dunia (World Customs Organization/WCO).
"Aktivitas
kepabeanan dan cukai di Indonesia telah dilakukan sebelum organisasi pabean
internasional dibentuk.
Dengan
sejarah panjang pemungutan bea dan cukai di Indonesia, saya berpendapat sudah
saatnya DJBC punya Hari Bea dan Cukai Nasional," ucapnya saat peringatan
Hari Pabeanan Internasional ke-64 di gedung DJBC Ahmad Yani, Jakarta, Selasa
(26/1/2016).
Namun
untuk menentukan hari yang tepat, kata Bambang, pemerintah harus melakukan
serangkaian kajian historis. Hari Bea dan Cukai Nasional akan menggambarkan
semangat seluruh insan Bea dan Cukai di Indonesia dalam mengamankan target
penerimaan negara.
"Pada
tahun lalu, jajaran DJBC mengumpulkan penerimaan bea dan cukai 92,5 persen atau
Rp 180,4 triliun dari target di APBN-P 2015 sebesar Rp 195 triliun," ucap
Bambang.
Di
masa mendatang, kata Bambang, tantangan dalam mengemban tugas negara, terutama
dalam mengumpulkan penerimaan negara, akan semakin berat. Dengan mekanisme
pengawasan dan penindasan yang selektif dan efektif ditambah penghargaan atas
pencapaian kinerja yang terukur, DJBC dapat mengamankan target penerimaan bea
dan cukai di 2016.
"Tapi
saya minta agar pegawai DJBC tetap mengedepankan integritas, bekerja dengan
amanah, ikhlas, cerdas dan lebih keras dalam menjalankan tugas," ucapnya.
0 comments:
POST A COMMENT