JAKARTA - Sejumlah analisa menyebutkan
aksi teror bom di bilangan Sarinah, Jakarta Pusat terbilang amatir. Rupanya,
pendapat tersebut diamini oleh terpidana bom Bali I, Ali Imron. Pernyataan
tersebut disampaikan dalam blog yang diduga milik Ali Imron.
Lewat blog tersebut, Ali berpendapat Afif dan ketiga rekannya terlalu memaksakan diri untuk melakukan teror. Dia menduga, mereka melakukannya karena bom yang dibuatnya hanya sekelas petasan. Pistol yang mereka bawa ketika terlibat baku tembak dengan kepolisian berupa senjata rakitan.
Lewat blog tersebut, Ali berpendapat Afif dan ketiga rekannya terlalu memaksakan diri untuk melakukan teror. Dia menduga, mereka melakukannya karena bom yang dibuatnya hanya sekelas petasan. Pistol yang mereka bawa ketika terlibat baku tembak dengan kepolisian berupa senjata rakitan.
"Sebetulnya para pelaku dan yang membuat
program penyerangan tersebut tidak mampu melakukan aksi jihad sesuai dengan
tren jihad dunia yang ingin mereka raih, akan tetapi mereka tetap memaksakan
diri untuk melakukannya. Hal ini bisa dilihat dari pembuatan bom hanya sekelas
petasan dan juga hanya membawa senjata rakitan," tulis Ali, demikian
dikutip dari aliimron.com, Selasa (26/1).
Padahal, di Timor Tengah beberapa orang termasuk
ISIS itu sendiri mampu membuat bom dengan daya ledak tinggi. Bahkan, mereka
sudah membuat firing device bom yang canggih dan menggunakan senapan dan
amunisi model terbaru sekalipun.
"Sedangkan mereka baru bisa membuat firing
device bom yang berbentuk uceng alias sumbu. Orang lain sudah menggunakan
berbagai macam senjata dan juga berbagai macam amunisi yang canggih, sedangkan
mereka masih menggunakan senjata rakitan yang kemungkinan ditembakkan sekali
atau dua kali saja sudah macet," lanjutnya.
Meski mengomentari aksi yang dilakukan Afif
tersebut terbilang masih amatir. Namun, dia meminta kepada masyarakat umum,
pengamat, tokoh masyarakat, hingga elite politik tak mengomentari urusan
teroris di luar fakta yang ada. Salah satunya dengan menyebut penyerangan itu
sebagai rekayasa atau proyek pengalihan isu.
Sebab, komentar-komentar tersebut bisa memberikan
dampak negatif di masyarakat dan menguntungkan teroris. Jika itu terjadi,
rakyat tak akan peduli apalagi ikut melakukan pencegahan sehingga bisa menimbulkan
korban berjatuhan lebih banyak.
"Jadi, jika ada
komentar yang keluar dari fakta yang sebenarnya maka teroris akan dapat angin
dan kelonggaran, karena mereka bisa bebas bergerak di tengah-tengah masyarakat
dan aman menyebarkan pemikiran mereka dan aman melakukan hal-hal yang sesuai
dengan visi dan misi mereka."
0 comments:
POST A COMMENT