Anggota Komisi VII DPR RI "Ramson Siagian".
Jakarta,
– Anggota Komisi VII DPR RI, Ramson Siagian, memberi usul agar
pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium dari
Rp 6.950 menjadi Rp 5.600 per liter.
Alasannya, harga keekonomian BBM
termasuk Premium saat ini sudah terlalu tinggi. Mengingat harga minyak mentah dunia turun bekisar US$ 28-30 per barel.
“Jika
harga minyak mentah terus turun hingga menembus US$ 25 per barel, maka
seharusnya harga BBM Premium Rp 5.600 per liter. Itu sudah termasuk
biaya-biaya lain, seperti ongkos kilang, ongkos angkut, marjin untuk
SPBU,” ujar Ramson dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (24/1/2016).
Lebih
jauh, katanya, penurunan harga BBM mempunyai manfaat bagi masyarakat
dan pelaku usaha, termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) karena
biaya produksi menyusut. Pemerintah perlu mendorong industri nasional
di tengah kelesuan ekonomi global dan Indonesia.
Padahal
seharusnya harga BBM dilepas mengikuti mekanisme pasar atau harga
keekonomian. Itu artinya, kata politikus dari Fraksi Gerindra itu,
rakyat saat ini mensubsidi pemerintah melalui harga BBM.
“Sebanyak
80 persen keuntungan Pertamina dari sektor hulu, produksi migas, bukan
dari hilir penjualan BBM.
Kalau harga minyak sampai US$ 25 per barel,
tidak ada lagi keuntungan jadi Pertamina perlu untung besar di sektor
hilir, sehingga mempertahankan harga BBM. Dan harga ini dilindungi
pemerintah,” ucap Ramson.
0 comments:
POST A COMMENT