Inilah Wasiat Waketum PBNU, Slamet Effendi Yusuf Jelang Hembusan Nafas Terakhirnya !
  Wakil Ketua 
Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Slamet Effendy Yusuf 
meninggal dunia pada Rabu (2/12/2015) malam sekitar pukul 23.00 WIB saat
 mengikuti acara kajian MPR di Bandung, Jawa Barat.
 Jenazah disemayamkan di rumah duka kompleks Perumahan Citra Grand 
Castle Garden Blok H-5 No.18 Cibubur Jaktim dari pukul 06.00 – 12.00 WIB
 Kamis. Jenazah lalu dikebumikan di kampung kelahirannya, Grumbul 
Karangcengis, Desa Lesmana, Kecamatan Ajibarang.
Mengenai penyebab meninggalnya Slamet, hingga kini belum diketahui secara pasti.
Sbeblumnya, Koordinator prosesi pemakaman almarhum, Mustolih, mengatakan untuk pemilihan lokasi pemakaman Slamet Effendy Yusuf sendiri berdasarkan wasiat.
Ia menjelaskan bahwa semasa Slamet Effendy Yusuf masih hidup pernah 
berpesan, jika ia sudah habis umurnya maka dimakamkan di samaping Masjid
 Umi Kulsum saja.
“Waktu itu saya sedang bincang-bincang dengan beliau. Lalu beliau 
mengatakan kalau saya usianya habis dimakamkan di samping Masjid Umi 
Kulsum. Waktu itu juga banyak saksi yang mendengarkan perkataan beliau, 
baik dari para santri Al Azhary maupun perwakilan keluarga,” jelasnya.
Muatolih mengatakan, ketika mendengar kabar mengenai Salmet Effendy Yusuf
 meninggal, maka langsugn saja ia beserta keluarga besar membicarakan 
soal lokasi pemakamannya. Meskipun ada beberapa pihak keluarga yang tak 
setuju dengan lokasi pemakaman yang dipilih, namun itu merupakan wasiat 
dari Slamet Effendy Yusuf sendiri.
“Ya, begitu mendengar kabar kalau Pak Slamet Effendy Yusuf 
meninggal dunia, kami dari pihak keluarga membicarakan lokasi 
pemakamannya. Akhirnya istri dan anak beliau, keluarga besar beliau, 
para santri dan masyarakat tidak keberatan dimakamkan di samping Masjid 
Umi Kulsum,” terang Mustolih.
Ia menambahkan, tujuan dari disemayamkan di samping masjid juga untuk
 mempermudah untuk santri dan keluarga berziarah ke makam, mengingat 
jasanya memperjuangkan islam besar di tanah kelahirannya.
“Saya kira sudah mahfum bila seorang kiai, ulama yang dihormati dan 
pendiri pondok pesantren dimakamkan di area pondok. Sebab selain lebih 
mudah bagi yang akan berziarah, juga sebagai pengingat akan 
perjuangannya semasa hidup. Pasalnya jasa armarhum saya kira luar biasa 
mendirikan sekolah modern berbasis santri di kampung halamannya dan 
tokoh nasional,” pungkasnya.
 
 
 

gk ada
ReplyDelete