Ilustrasi
JAKARTA - FAHRI Hamzah marah besar, karena saat penyidik KPK hendak menggeledah ruang kerja anggota DPR, bawa-bawa Brimob bersenjata segala. Kata Fahri, gedung DPR itu tempat suci. Benarkah demikian? Kapan ada orang masuk DPR melepas sepatu? Yang jelas, justru banyak oknum anggotanya yang menjadikan gedung ini jadi tempat praktik korupsi. Paling anyar, anggota DPR Damayanti Wisnu Putranti (DWP) justru menerima uang suapnya di seputar kompleks, sampai kemudian disergap KPK.
Menyusul ditangkapnya anggota DPR DWP, beberapa hari lalu ruang kerja sejumlah anggota DPR digeledah penyidik KPK. Di sinilah Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mencak-mencak, karena penyidik sambil bawa-bawa Brimob bersenjata. Kata Fahri kemudian, “Keluar, jangan bawa senjata ke gedung DPR. Di sini tempat suci.” Tapi para penyidik KPK tidak menyerah, dan penggledahan jalan terus.
Benarkah gedung DPR itu tempat suci? Kenapa orang masuk ke gedung ini tidak lepas sepatu atau sandal? Bahwa harapan gedung ini menjadi tempat suci, memang iya. Tapi praktiknya, justru jauh panggang dari api. Sejak era reformasi, begitu banyak kasus-kasus korupsi direncanakan para oknum anggota dari Senayan ini. Sudah berapa banyak anggota DPR tamat riwayatnya akibat permufakatan jahat ini.
Masih terus diingat oleh rakyat, bagaimana anggota DPR bagi-bagi duit (cek pelawat) saat hendak memuluskan Miranda Gultom sebagai Deputi Gubernur Senior BI. Berkat ocehan Agus Condro, 39 anggota DPR priode 2004-2009 jadi urusan KPK. Lalu dalam kasus skandal BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia), berapa miliar saja dana yang mengalir ke Senayan?
Jual beli pasal dalam pembahasan RUU, permainan alih fungsi lahan, penggiringan proyek kementerian; banyak pula dilakukan para oknum politisi Senayan ini. Jangankan anggota biasa, yang Ketua DPR pun juga coba-coba ngobyek “papa minta saham”. Bahkan paling gres, anggota DPR DWP, ditangkap KPK justru tak lama setelah menerima uang suap di seputar gedung DPR.
Dengan segudang kisah buram tersebut, kapan gedung DPR benar-benar bisa menjadi tempat suci? Hanya sebuah otopia, kiranya. – gunarso ts
0 comments:
POST A COMMENT