Diperiksa Selama 11 Jam, Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin Minta Satu Hal Ini Pada MKD !

Pesan Maroef Sjamsuddin Untuk MKD

Smeaker.com – Presiden
Direktur PT Freeport Indonesia, Maroef Sjamsuddin telah menjalani pemeriksaan selama 11 jam sebagai saksi di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).

Pemeriksaan tersebut terkait dengan kasus pencatutan nama presiden wapres dalam perpanjangan kontrak Freeport yang diduga dilakukan oleh Ketua DPR Setya Novanto, ia diperiksa untuk memenuhi keterangan usai sidang MKD.

Setelah pemeriksaan selesai, Maroef berpesan kepada MKD agar dapat bekerja secara profesional agar kebenaraan akan dugaan pelanggaran etik dapat terungkap.

“Saya harap Dewan Kehormatan dapat memuliakan persidangan untuk suatu kebenaran,” tegas Maroef, usai menjalani pemeriksaan, Jumat (4/12).

Diketahui sebelumnya, sejumlah perdebatan juga terjadi dalam proses pemriksaan terhadap Maroef tersebut, beberapa anggota MKD menanyakan soal keaslian rekaman percakapan antara Ketua DPR Setya Novanto, Pengusaha Riza Chalid, dan juga Maroef sebagai perekam.

Hal tersebut ditanyakan, lantaran rekaman yang diputar Maroef merupakan hasil copy dari rekaman asli yang terdapat di dalam ponsel milknya. Sedangkan ponselnya saat itu tengah sedang berada di Kejaksaan Agung.

Selain dari rekaman yang ditanyakan MKD, ada juga anggota MKD yang mempersoalkan sejumlah pertanyaan yang diberikan Maroef kepada Riza dan Setya Novanto. MKD menganggap jika pertanyaan-pertanyaan yang diberikan bersifat menjebak.

Sementara itu,MKD telah memutuskan untuk memanggil teradu Ketua DPR Setya Novanto pada Senin (7/12/2015). Namun, ternyata sempat ada desakan untuk memanggil Novanto hari ini juga. “Ada (usulan), dari teman-teman dari Golkar,” kata Wakil Ketua MKD Sufmi Dasco Ahmad usai rapat internal di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (3/12).

Ada tiga anggota Golkar di MKD yaitu Kahar Muzakir, Adies Kadir, dan Ridwan Bae. Alasannya adalah
karena Novanto malam ini akan menyelenggarakan resepsi pernikahan putrinya nanti malam. “Karena padat acara keluarga,” ujarnya.

Dasco mengungkapkan bahwa tidak ada fraksi lain yang mengusulkan hal yang sama. Usulan itu pada akhirnya ditolak. “Kita bicara di rapat, kan kalau pemeriksaan, surat harus diberikan,” ucap Dasco.