Ayman Al-Zawahiri | ilustrasi
|
JAKARTA -
Sayap propaganda Al-Qaidah menyebarkan sebuah pesan dari sang pemimpin
organisasi teror tersebut, Ayman Al-Zawahiri, sejak minggu lalu.
Pesan itu berupa tiga rekaman suara dan naskah pidah
sepanjang tujuh halaman yang menunjukkan bahwa kemungkinan Indonesia bakal
diserang.
Pesat tersebut ada di dalam rekaman suara kedua yang berjudul "Musim Semi Islam Asia Tenggara". Zawahiri menyatakan bahwa generasi baru mujahidin sudah bangkit di Indonesia, Malaysia dan Filipina.
Ia juga mengatakan bahwa mereka dalam waktu dekat akan segera berjuang menegakkan agama dan mengikuti jejak mujahidin lainnya di seluruh dunia.
Pesat tersebut ada di dalam rekaman suara kedua yang berjudul "Musim Semi Islam Asia Tenggara". Zawahiri menyatakan bahwa generasi baru mujahidin sudah bangkit di Indonesia, Malaysia dan Filipina.
Ia juga mengatakan bahwa mereka dalam waktu dekat akan segera berjuang menegakkan agama dan mengikuti jejak mujahidin lainnya di seluruh dunia.
Pesan-pesan Zawahiri ini disebar oleh organisasi as
Sahab, seperti dilansir ulang longwarjournal.org, Kamis (14/1). Dalam rekaman
pesannya yang mengingatkan kemungkinan serangan ke Asia Tenggara, sang pemimpin
Al Qaidah ini menyajikan cuplikan wawancara lama terpidana mati bom Bali,
Amrozi, serta khotbah Abu Bakar Ba'asyir.
Selain mengabarkan kemungkinan adanya teror di Asia Tenggara, Zawahiri dalam dua pesan yang lain mengecam Arab Saudi. Negeri Kaya Minyak itu dituduh telah menistakan agama, serta mendukung kafir Amerika. Karenanya, para mujahidin mengajak rakyat Saudi dan sekitarnya merubuhkan kerajaan dinasti al-Saud.
Awal Desember lalu, intelijen sebetulnya sudah mengabarkan besarnya risiko Jakarta diserang aktivitas terorisme. Kedubes Prancis yang pertama kali diamankan. Berikutnya Kedutaan Rusia memberi travel warning pada warganya yang berniat berkunjung ke Indonesia.
Lalu, pada 18-19 Desember 2015, Intelijen Australia memberi info kepada Detasemen Khusus 88 Polri soal keberadaan pelaku teror. Polisi mencokok sembilan tersangka pelaku teror yang diduga terkait ISIS di Cilacap, Tasikmalaya, Sukoharjo, Gresik, dan Mojokerto.
Selain mengabarkan kemungkinan adanya teror di Asia Tenggara, Zawahiri dalam dua pesan yang lain mengecam Arab Saudi. Negeri Kaya Minyak itu dituduh telah menistakan agama, serta mendukung kafir Amerika. Karenanya, para mujahidin mengajak rakyat Saudi dan sekitarnya merubuhkan kerajaan dinasti al-Saud.
Awal Desember lalu, intelijen sebetulnya sudah mengabarkan besarnya risiko Jakarta diserang aktivitas terorisme. Kedubes Prancis yang pertama kali diamankan. Berikutnya Kedutaan Rusia memberi travel warning pada warganya yang berniat berkunjung ke Indonesia.
Lalu, pada 18-19 Desember 2015, Intelijen Australia memberi info kepada Detasemen Khusus 88 Polri soal keberadaan pelaku teror. Polisi mencokok sembilan tersangka pelaku teror yang diduga terkait ISIS di Cilacap, Tasikmalaya, Sukoharjo, Gresik, dan Mojokerto.
0 comments:
POST A COMMENT